A. Pendahuluan
Manusia
adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna, karena di dalam diri manusia
terdapat kelebihan yang Allah menganugrahkannya hanya untuk manusia dan tidak
pada makhluk lainnya. Kelebihan tersebut berupa organ yang memiliki fungsi dan
peran yang begitu penting.Dimana organ tersebut dinamakan otak dan didalam otak
manusia diberi kemampuan istimewa yang sering disebut dengan akal, otak
diciptakan agar manusia dapat menggunakannya untuk berfikir. Binatang pun sebenarnya
juga mempunyai otak, namun yang membedakan dengan manusia yakni binatang tidak
memiliki sebuah akal, jadi cara berfikir seekor binatang hanya bersifat
instink. Meskipun manusia lebih sempurna daripada binatang, namun instink
binatang lebih kuat daripada instink manusia.
Ada 3 bentuk
pemikiran :
1.
Pengertian
2.
Pernyataan
3.
Penalaran
Disini yang
akan banyak dibahas hanya bentuk yang ketiga, yakni penalaran. Secara
sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir dalam pengambilan
kesimpulan berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah mendahuluinya.
Penalaran berkaitan erat dengan berfikir sadar dan aktif, dengan demikian
penalaran mampu untuk menemukan kebenaran.
Penalaran
memiliki dua ciri utama, yaitu logika dan analitik. Logika adalah pola berfikir
yang bersifat luas, dimana penalaran dapat dikatakan sebagai proses berfikir
logis (masuk akal). Sedangkan analitik adalah proses berfikir yang memerlukan
suatu kegiatan analisis terhadap penalaran yang bersangkutan.
Dalam hukum
penalaran, makna “yang benar” tidak sama dengan “yang logis”. “yang benar”
adalah suatu pernyataan, pernyataan akan bernilai benar bila adanya kesesuaian
antara subyek dan predikat. Sedangkan “yang logis” adalah penalaran, yang
memiliki makna bahwa penalaran dikatakan logis apabila mempunyai bentuk tepat
dan sebab penalaran yang shahih.
B.
Jenis-jenis
Penalaran
1.
Penalaran Induktif
Adalah
proses menarik kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Dalam
penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :
a.
Generalisasi
Adalah
proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual dalam menuju
kesimpulan umumnya.
Contoh :
-
Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.
-
Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
Generalisasi : Semua bunga cantik
berbau harum
Pernyataan “Semua bunga cantik
berbau harum” hanya memiliki tingkat kebenaran yang masih mungkin, karena
kebenarannya pun juga belum diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga
cantik, namun baunya tidak harum.
b.
Analogi
Adalah cara
penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat sama. Analogi memiliki empat fungsi, yakni :
1) Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2)
Meramalkan kesamaan
3) Menyingkapkan kekeliruan
4) Mengklasifikasi
Contoh :
Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa hebat dalam
wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-apa karena masih
banyak yang belum kita ketahui di luar sana.
c.
Hubungan Kausal
Adalah
penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Penalaran
hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :
1)
Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam
mengendarai sepeda motor, sehingga menjadikan ia mengalami kecelakaan.
2)
Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia
tidak sarapan.
3)
Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak
berangkat ke sekolah, sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.
2.
Penalaran Deduktif
Adalah suatu
penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah diketahui dan diyakini
kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk sederhana dari penalaran adalah silogisme, yaitu proses penalaran dimana
dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru yang disebut konklusi.
Contoh :
Premis 1 :
Jika matahari terik, maka jemuran akan kering
Premis 2 :
Sekarang jemuran kering
Konklusi :
Maka matahari terik
Courtesy based on:
-
Google Images
Tidak ada komentar:
Posting Komentar