Sabtu, 14 Maret 2015

Jenis Penalaran Deduktif



A.    Pendahuluan
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna, karena di dalam diri manusia terdapat kelebihan yang Allah menganugrahkannya hanya untuk manusia dan tidak pada makhluk lainnya. Kelebihan tersebut berupa organ yang memiliki fungsi dan peran yang begitu penting.Dimana organ tersebut dinamakan otak dan didalam otak manusia diberi kemampuan istimewa yang sering disebut dengan akal, otak diciptakan agar manusia dapat menggunakannya untuk berfikir. Binatang pun sebenarnya juga mempunyai otak, namun yang membedakan dengan manusia yakni binatang tidak memiliki sebuah akal, jadi cara berfikir seekor binatang hanya bersifat instink. Meskipun manusia lebih sempurna daripada binatang, namun instink binatang lebih kuat daripada instink manusia.



Ada 3 bentuk pemikiran :
1.      Pengertian
2.      Pernyataan
3.      Penalaran
Disini yang akan banyak dibahas hanya bentuk yang ketiga, yakni penalaran. Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah mendahuluinya. Penalaran berkaitan erat dengan berfikir sadar dan aktif, dengan demikian penalaran mampu untuk menemukan kebenaran.
Penalaran memiliki dua ciri utama, yaitu logika dan analitik. Logika adalah pola berfikir yang bersifat luas, dimana penalaran dapat dikatakan sebagai proses berfikir logis (masuk akal). Sedangkan analitik adalah proses berfikir yang memerlukan suatu kegiatan analisis terhadap penalaran yang bersangkutan.
Dalam hukum penalaran, makna “yang benar” tidak sama dengan “yang logis”. “yang benar” adalah suatu pernyataan, pernyataan akan bernilai benar bila adanya kesesuaian antara subyek dan predikat. Sedangkan “yang logis” adalah penalaran, yang memiliki makna bahwa penalaran dikatakan logis apabila mempunyai bentuk tepat dan sebab penalaran yang shahih.




B.     Jenis-jenis Penalaran
Dalam penalaran, terdapat dua jenis penalaran :
1.      Penalaran Induktif
Adalah proses menarik kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :
a.       Generalisasi
Adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual dalam menuju kesimpulan umumnya.
Contoh :
-          Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.
-          Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
Generalisasi : Semua bunga cantik berbau harum
Pernyataan “Semua bunga cantik berbau harum” hanya memiliki tingkat kebenaran yang masih mungkin, karena kebenarannya pun juga belum diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun baunya tidak harum.
b.      Analogi
Adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi memiliki empat fungsi, yakni :
1)   Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2)   Meramalkan kesamaan
3)   Menyingkapkan kekeliruan
4)   Mengklasifikasi
Contoh :
Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa hebat dalam wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-apa karena masih banyak yang belum kita ketahui di luar sana.
c.       Hubungan Kausal
Adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :
1)      Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda motor, sehingga menjadikan ia mengalami kecelakaan.
2)      Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia tidak sarapan.
3)      Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat ke sekolah, sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.
2.      Penalaran Deduktif
Adalah suatu penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah diketahui dan diyakini kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Bentuk sederhana dari penalaran adalah silogisme, yaitu proses penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru yang disebut konklusi.
Contoh :
Premis 1 : Jika matahari terik, maka jemuran akan kering
Premis 2 : Sekarang jemuran kering
Konklusi : Maka matahari terik


Courtesy based on:
-          Google Images

Tidak ada komentar:

Posting Komentar