A.
LATAR BELAKANG
Di
era perkembangan jaman globalisasi yang saat ini sedang besarbesarnya dan perkembangan
dunia yang berkembang begitu pesat, semakin kita merasakan persaingan persaingan
yang sangat begitu kompetitif dan komplek yang juga membawa dampak yang kuat
bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dan perbankan di kancah
perdagangan baik nasional maupun internasional. Maka dari dampak itu perusahaan
tersebut dari tahun ke tahun dituntut untuk melakukan perbaikan di segala
bidang baik dari segi infrastruktur maupun dari segi sistem kinerjanya baik dari
operasional dan juga keuangannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perkembangan perusahaan ini sangat tergantung pada bagaimana cara pengelolaan
perusahaan tersebut. Kelancaran dan kestabilan jalannya operasi merupakan salah
satu yang dapat menunjang dalam pencapaian tujuan, yaitu usaha pencapaian
keuntungan yang maksimal dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki. Seiring dengan krisis multi dimensi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi termasuk pada sektor perbankan.
Krisis
moneter yang terus menerus mengakibatkan krisis kepercayaan, akibatnya banyak
bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini menyebabkan banyak bank yang lumpuh
karena dihantam kredit macet. Seiring dengan keadaan tersebut di atas, dampak
krisis ekonomi yang berkepanjangan yang melanda negeri Indonesia hampir
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Meskipun besar kecilnya dampak
tersebut berlainan antar lapisan masyarakat. Namun, bagi masyarakat di lapisan bawah,
dampak yang paling dirasakan adalah menurunnya daya beli karena harga-harga
kebutuhan pokok meningkat dari harga sebelum krisis terjadi. Apalagi belakangan
ini harga bahan bakar minyak (BBM) sangat menyekik perekonomian masyarakat
kita. Bagi masyarakat pelaku ekonomi rakyat (baca : pengusaha mikro) yang
bergerak dalam penyediaan kebutuhan pokok (bisnis retail) krisis ekonomi
tidaklah menghancurkan usaha mereka, namun bagi pelaku yang bergerak dalam
usaha di luar kebutuhan pokok, dampak krisis ekonomi lebih terasa dengan
merosotnya omzet mereka. Sekarang setelah diberlakukannya Undang-undang No. 10
Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah.
Selain itu Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah
menugaskan kepada Bank Indonesia mempersiapkan perangkat peraturan dan
fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah. Kedua
undang-undang tersebut menjadi dasar hukum penerapan dual banking sistem di
Indonesia.
Dual
banking sistem yang dimaksud adalah terselenggaranya dua sistem perbankan
(konvensional dan syariah) secara berdampingan, yang pelaksanaannya diatur
dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kehadiran bank
syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem
perbankan alternatif bagi umat Islam, yang selama ini menikmati pelayanan
perbankan dengan sistem bunga. Namun sejak tahun 1992 umat Islam sudah dapat menikmati
pelayanan jasa bank yang tidak menggunakan sistem bunga, yaitu setelah
didirikannya Bank Syariah Indonesia yang menjadi bank syariah umum terbesar di
Indonesia.
Pada
tahun-tahun terakhir ini dunia perbankan syariah di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah pembukaan kantor baru,
jenis usaha bank dan volume kegiatan bank yang dilakukannya. Bank-bank syariah
tersebut diantaranya :
1.
PT Bank Muamalat Indonesia, merupakan
bank Islam pertama di Indonesia. Sampai saat ini Bank Muamalat Indonesia telah
memiliki lebih dari 45 outlet yang terbesar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Balikpapan, Makasar dan Yogyakarta.
2.
Bank Syariah Mandiri, merupakan bank
milik pemerintah pertama yang melandaskan opersionalnya pada prinsip syariah.
Hingga saat ini Bank Syariah Mandiri telah mempunyai 20 cabang.
3.
BNI Syariah, merupakan cabang syariah
dari bank konversi yang hingga sekarang telah mempunyai 12 cabang yang
diantaranya terdapat di Jakarta, Jepara, Surakarta, dan Yogyakarta.
4.
Bank Rakyat Indonesia Syariah
5.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BPD
Jabar), telah membuka cabang syariah di Bandung.
6.
Bank Mega Syariah
Dalam
suasana perkembangan yang sangat pesat tersebut, maka perbankan syariah
mempunyai potensi dan peluang yang lebih besar dalam peranannya sebagai sumber
pembiayaan bagi hasil perekonomian. Masyarakat sebagai pihak yang paling
berperan, pada umumnya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai bentuk
pelayanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati
masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank tidak
terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank tersebut. Kesehatan
bank tidak hanya penting bagi kelangsungan kegiatan operasionalnya, tetapi juga
penting bagi sistem perbankan dan perkembangan perekonomian suatu negara,
karena bank yang sehat akan berpengaruh positif terhadap kepercayaan masyarakat
dan tercapainya system perekonomian yang efektif dan efisien. Dari keadaan
tersebut untuk menjaga agar bank-bank di Indonesia ini tetap eksis dan
beroperasi secara terus-menerus maka setiap manajemen bank tersebut dituntut
lebih aktif dalam mengendalikan seluruh potensi sumber daya yang dimilikinya.
Contohnya seperti pengelolaan sistem keuangan. Mengapa demikian ? karena
keuangan merupakan faktor penunjang dalam melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan. Dalam hal ini, laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang
tepat untuk dipelajari dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja keuangan
perusahaan karena di dalamnya terdapat informasi yang penting meliputi
informasi keuangan tentang hasil usaha maupun posisi finansial dari perusahaan
bank tersebut.
Laporan
keuangan juga berisikan informasi keuangan yang mencerminkan kesehatan dan
kemampuan perusahaan yang bersangkutan. Hal yang paling penting untuk
menganalisa laporan keuangan ialah dengan perhitungan rasio keuangan. (Helfert,
1991) mengungkapkan analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis
prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan,
yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut,
untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada
kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa suatu analisis
dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan. Dari kenyataan
yang ada di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana keadaan keuangan yang
ada pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang sekarang sedang berdiri sebagai salah
satu lembaga keuangan yang menyelenggarakan sistem dual banking (syariah dan konvensional)
di Indonesia. Maka dari hal tersebut penulis ingin mengambil judul: “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK
SYARIAH MEGA INDONESIA”
B.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
informasi-informasi yang tersedia di perusahaan tersebut yaitu informasi
Laporan Neraca, Laporan Rugi-Laba dan laporan-laporan lain selama empat tahun
belakangan ini yaitu pada tahun 2004 - 2007. Salah satu cara untuk mengetahui
bagaimana kondisi keuangan pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia tersebut dengan
menggunakan analisa rasio keuangan. Dalam hal ini permasalahan yang akan
dibahas adalah : “Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Bank Syariah Mega
Indonesia ini ? dan apakah sudah efisien dan efektif dalam memenuhi standar kesehatan
perusahaan menurut ketentuan bank Indonesia?”
C.
PEMBATASAN MASALAH
Mengingat
keterbatasan yang dimiliki penulis baik teknis maupun teoritis maka untuk
mempermudah dan memperjelas penelitian, maka perlu kiranya penulis membatasi
masalah dalam penelitian :
1) Penulis melakukan
penelitian kepada PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
2) Laporan keuangan
tahunan yang dipublikasikan pada tahun 2004 - 2007.
3) Menggunakan alat
analisa rasio keuangan berupa CAMEL yang terdiri dari lima aspek yaitu Capital,
Assets, Management, Earning dan Liquidity.
D.
TUJUAN PENELITIAN
1) Untuk mengetahui
seberapa besar rasio CAMEL ini dalam menganalisis kinerja keuangan PT. Bank
Syariah Mega Indonesia selama 4 tahun belakangan ini.
2) Untuk mengetahui
seberapa besar efisiensi kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
E.
MANFAAT PENELITIAN
1) Diharapkan dapat
memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan yang
mungkin ada pada perusahaan PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
2) Untuk memberikan
informasi bagi pihak-pihak yang ingin mempunyai kepentingan terhadap lembaga
keuangan tersebut.
3) Menambah wawasan
tentang kepustakaan penulis tentang penelitian ini selain yang biasa diterima
di mata kuliah lainnya.
F.
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
BAB
I PENDAHULUAN
Dalam
bab ini di uraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penyusunan
skripsi.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam
bab ini diuraikan tentang pengertian bank syariah, sejarah dan perkembangan
bank syariah, cabang bank syariah dari bank konvensional, tujuan, ciri dan
produk dari bank syariah, pengertian laporan keuangan, tujuan, manfaat, sifat
dari laporan keuangan, unsur-unsur laporan keuangan, rasio-rasio keuangan,
pengertian CAMEL dan tingkat pengukuran kinerja keuangan dengan metode CAMEL,
serta penelitian terdahulu dengan menggunakan CAMEL.
BAB
III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam
bab ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, visi, misi,
dan nilai perusahaan, struktur organisasi, produk dan layanan perusahaan,
laporan keuangan perusahaan.
BAB
IV ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN
Dalam
bab ini menguraikan tentang analisis data dengan menggunakan alat analisis
CAMEL yang meliputi Permodalan, kualitas aktiva produktif, resiko manajemen,
Rentabilitas, dan Likuiditas serta pembahasan hasil penelitian.
BAB
V PENUTUP
Dalam
bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari analisa data dari
pembahasan masalah serta saran-saran kepada PT. Bank Syariah Mega Indonesia
yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menjaga tingkat
kesehatan Bank.
Reference based on :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar