Minggu, 26 Januari 2014

Tugas Ke-3 (Teori Organisasi Umum1)

1.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Umumnya, komunikasi itu sendiri dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh dua belah pihak. Namun seringkali komunikasi dilakukan dengan menggunakan isyarat atau menunjukan sikap tertentu dengan gerak-gerik badan. Komunikasi seperti itu disebut dengan bahasa nonverbal.


2.      Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi hanya bisa terjadi jika didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Dibawah ini adalah unsur-unsur komunikasi. Yaitu:
-        Sumber: Peristiwa-peristiwa komunikasi melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut sebagai pengirim, komunikator atau source, sender, atau encoder.
-        Pesan: Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada si penerima. Pesan tersebut juga dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
-        Media: Sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
-        Penerima adalah  pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.  Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.
-        Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

3.      Bagaimana Menyalurkan Ide melalui Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Penyaluran (Transmitting) Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb. Tindakan Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan. Pengertian Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver. Penerimaan Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).



4.      Hambatan-Hambatan Komunikasi
Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
-        Mendengar. Banyak hal atau informasi yang dapat kita dengar di sekeliling kita. Nmaun tidak semua informasi itu kita tanggapi. Hanya beberapa informasi yang menarik lah yang ingin kita dengar.
-        Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang diketahui.
-        Menilai sumber. Kita cenderung mengabaikan siapa yang memeberikan informasi. Sebagai contoh, jika ada anak kecil yang memberikan informasi, kadang kita cenderung mengabaikannya.
-        Persepsi yang berbeda. Perbedaan persepsi inilah yang menimbulkan pertengkaran jika pesan yang disampaikan si pengirim tidak sama dengan yang diterima si penerima pesan tersebut.
-        Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
-        Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
-        Pengaruh emosi. Dalam keadaan marah, seseorang cenderung sulit menerima apapun informasi yang diberikan, tidak akan diterima, dan ditanggapi.
-        Gangguan. Gangguan disini bisa berupa suara yang bising pada saat terjadi interaksi komunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

5.      Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi

-        Dari segi sifatnya :
a.      Komunikasi Lisan
b.      Komunukasi Tertulis
c.      Komunikasi Verbal
d.       Komunikasi Non Verbal

-        Dari segi arahnya
a.      Komunikasi Ke atas
b.      Komunikasi Ke bawah
c.       Komunikasi Diagonal Keatas
d.      Komunikasi Diagonal Kebawah
e.      Komunikasi Horizontal
f.       Komunikasi Satu Arah
g.      Komunikasi Dua Arah

-        Menurut Lawannya :
a.      Komunikasi Satu Lawan Satu
b.      Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
c.      Kelompok Lawan Kelompok

-        Menurut Keresmiannya :
a.      Komunikasi Formal
b.      Komunikasi Informal

6.      Faktor Perubahan Sosial
Pada umumnya sebab-sebab yang dapat dikatakan sebagai faktor yang menyebabkan perubahan sosial tersebut sumbernya mungkin terletak di dalam atau di luar masyarakat itu fsri alam sendiri. Banyak pengaruh-pengaruh yang datang dari masyarakat itu sendiri atau berasal dari alam sekitarnya. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri adalah:
-        Bertambah atau berkurangnya penduduk
-        Penemuan-penemuan baru
-        Pertentangan
-        Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan diantaranya:
-        Kontak dengan kebudayaan lain.
-        Sistem pendidikan formal yang maju.
-        Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
-        Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang yang bukan merupakan delik.
-        Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
-        Penduduk heterogen.
-        Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
-        Orientasi ke masa depan.
-        Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

7.      Proses Perubahan
Dalam proses perubahan, juga terdapat karakteristiknya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dalam perubahan. Diantaranya ialah:
-        Dibutuhkan waktu yang lama untuk mempromosikan perubahan di umum.
-        Untuk berubah, seseorang membutuhkan motivasi, kemauan, dukungan, serta tekanan yang sama.
-        Perubahan bukan hal yang linier.
-        Tidak semua orang bereaksi pada suatu inovasi.



8.      Ciri-ciri Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri, diantaranya:
-        Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional
-        Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap suatu organisasi.
-        Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
-        Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
-        Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang lainnya.
-        Berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
-        Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.

9.      Metode Pengembangan Organisasi
-        Metode Pengembangan Perilaku
a.      Program Geradi Manajemen
b.      Pembinaan Tim
c.      Perencaan Kehidupan
d.      Pelatihan Kepekaan
-        Metode Pengembangan Struktur
a.      Manajemen Berdasarkan Sasaran atau Management By Objective
b.      Sistem 4
c.      Teknologi Desain Maps atau Multivariate Analysis



10.   Tipe-Tipe Kepemimpinan

Dibawah ini ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaanya secara luas. Yaitu:
-        Tipe pemimpin Otokratis
Seseorang bisa dikatakan Otokratis, bila:
a.      Menganggap organisasi sebagai milik pribadinya
b.      Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
c.      Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
d.      Tidak mau mendengar kritik saran atau pendapat
e.      Sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dalam tindakan penggerakannya

-        Tipe Militeristis
Seseorang bisa dikatakan Militeristis, bila:
a.      Sering menggunakan sistem perintah untuk menggerakan para bawahannya
b.      Cenderung senang dengan formalitas yang berlebihan
c.      Sukar menerima kritikan dari para bawahan
d.      Menuntut disiplin yang tinggi, serta kaku terhadap bawahan
e.      Senang bergantung pada pangkat dan jabatan

-        Tipe Paternalistis
Seseorang bisa dikatakan Paternalistis, bila:
a.      Bersikap selalu melindungi
b.      Selalu menganggap bawahannya tidak dewasa
c.      Jarang memberikan bawahan kesempatan untuk mengambil keputusan
d.      Cenderung bersikap maha tahu

-        Tipe Kharismatis
Seseorang bisa dikatakan Kharismatis, bila:
Yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).



-        Tipe Laissez Faire
Seseorang bisa dikatakan Laissez Faire, bila:
a.      Memiliki sikap yang permisif
b.      Anggota organisasi terdiri atas orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menajdi tujuan organisasi
c.      Tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional
d.      Memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya

-        Tipe Demokratis
Seseorang bisa dikatakan Demokratis, bila:
a.      Selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
b.      Berusaha mensingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan tujuan pribadi
c.      Senang menerima saran dan kritik dari para bawahan
d.      Berusaha membuat bawahan lebih sukses darinya
e.      Mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin

11.   Teori-Teori Kepemimpinan
-        Teori X dan Teori Y (DOUGLAS MC GREGOR)
Douglas McGregor dalam bukunya, "The Human Side of Enterprise" yang ada diterbitkan ptahun 1960 telah memeriksa teori tentang perilaku individu di tempat kerja, dan dia telah merumuskan dua model yang dia sebut Teori X dan Teori Y.

-        TANNENBAUM DAN SCHMIDT- model delegasi dan tim pengembangan
Tannenbaum dan Schmidt Continuum adalah sebuah model sederhana yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebebasan yang seorang manajer memilih untuk diberikan kepada tim, dan tingkat kewenangan yang digunakan oleh manajer. Sebagai kebebasan tim meningkat, sehingga otoritas manajer berkurang. Ini adalah cara yang positif bagi kedua tim dan manajer untuk berkembang. Sementara model Tannenbaum dan Schmidt keprihatinan kebebasan didelegasikan ke grup, prinsip yang mampu menerapkan berbagai tingkat kebebasan didelegasikan erat berkaitan dengan 'delegasi tingkat' pada delegasi halaman. Sebagai seorang manajer, salah satu tanggung jawab Anda adalah untuk mengembangkan tim Anda. Anda harus mendelegasikan dan meminta sebuah tim untuk membuat keputusan sendiri untuk berbagai tingkatan sesuai dengan kemampuan mereka.

-        PATH GOAL TEORI
Sekarang ini salah satu pendekatan yang paling diyakini adalah teori path-goal adalah suatu model kontijensi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi.
-        Normatif Teori Vroom & Yetton
Model normative tentang kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh corak persoalan yang dihadapi oleh macam keputusan yang harus diambil. Model mereka dinamakan normative, karena mengarah ke pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yg sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu.
-        Teori Kepemimpinan Kontingensi Fiedler
Model kontongensi dari kepemimpinan yg efektif dikembangkan oleh fiedler(1967). Menurut model ini, maka “the performance of the group is contingent upon both the motivational system of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a particular situation, the situational favorableness “ (fiedler,1974). Dg kata lain, tinggi rendahnya prestasi kerja satu kelompok dipengaruhi oleh system motivasi dari pemimpin dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.

Source Based From:

-        Google Images
-        Gunadarma’s Student Blog






Tidak ada komentar:

Posting Komentar